DI2-Berita. Hari ini, 15 September 2020 jam 13.00 diselenggarkan Seminar Hasil Penelitian dari mahasiswa Nurannisa Konsentrasi Sejarah Peradaban Islam dengan judul penelitian Tradisi Mappande Sasi' di Dusun Tangnga-Tangnga Kabupaten Polewali Mandar (Unsur Budaya Islam). Penelitian ini dibimbing oleh Prof. Dr. H. Ahmad M. Sewang, M.A. dan Dr. Wahyuddin G, M.Ag. Adapun yang bertindak sebagai penguji adalah Prof. Dr. Hj. Syamsudduha Saleh, M.Ag dan Dr. Indo Santalia, M.Ag.
Penelitian ini mengangkat tiga rumusan masalah yakni : 1) Bagaimana sejarah munculnya tradisi Mappande Sasi' di Dusun Tangnga-Tangnga Kabupaten Polewali Mandar; 2) Bagaimana proses pelaksanaan dan makna simbolis tradisi Mappande Sasi' di Dusun Tangnga-Tangnga Kabupaten Polewali Mandar? 3) Bagaimana makna simbolis ritual Mappande Sasi' di Dusun Tangnga-Tangnga Kabupaten Polewali Mandar?
Penguji Utama Prof. Dr. Hj. Syamsudduha Saleh, M.Ag menyoroti beberapa hal teknis seperti dalam Kata Pengantar yang mencantumkan dua kali terima kasih kepada orang tua. Selanjutnya ia mempertanyakan tentang pendekatan yang digunakan seperti pendekatan psikologis, kapan digunakan. Dalam pandangannnya, mungkin yang dimaksud adalah pendekatan sosiologis. Selanjutnya jika tradisi ini dipengaruhi oleh animisme dan dinasme, apa unsurnya. Peneliti juga harus menjelaskan apa tujuan hadirnya dupa dan kemenyan dalam kegiatan tradisi tersebut. Dalam kegiatan itu, ada mantra-mantra yang dimaknai sebagai niat dalam bahasa Mandar. Selanjutnya Ibu Prof bertanya setelah saudara melakukan penelitian, apakah tradisi ini bertentangan dengan ajaran Islam. Selanjutnya secara teknis masih banyak kesalahan yang harus dibaca ulang, termasuk ada antar paragraf yang tidak sambung.
Selanjutnya penguji berikutnya Dr. Indo Santalia, M.Ag mempertanyakan pada lokasi, apakah Dusun sama dengan Desa. Karena terjadi lompatan dari Dusun langsung ke Kabupaten. Selanjutnya ia mempersoalkan rumusan masalah kedua yang tidak sesuai dengan hasil penelitian yang disampaikan oleh peneliti. Beliau menjelaskan landasan teoritik dari sebuah ritual yang dikemukakan oleh para ahli. Yang dianggap penjaga laut dalam pemahaman masyarakat itu siapa? Apakah ada perbedaan tradisi ini sebelum Islam dan pasca Islam? Apakah tradisi ini masih harus dipertahankan dalam masyarakat? Peneliti harus mampu memetakan dalam tradisi ini, mana pengaruh animisme, mana pengaruh agama dan mana pengaruh budaya. Bagaimana proses pelaksanaan kegiatan dari tradisi ini? Rumusan masalah kedua belum terjawab dalam penelitian ini. Beliau menunggu revisi dari penelitian ini berupa prosesi tradisi Mappande Sasi'. Demikian pula rumusan masalah ketiga, belum terjawab dengan baik dan jangan hanya dilihat pada aspek budaya saja. Fokus utama penelitiannya adalah aspek agama atau Islam yang ingin dielaborasi.
Selanjutnya Kopromotor Dr. Wahyuddin, G. M.Ag. menekankan pada tiga aspek, yakni 1) banyak pernyataan yang tidak konsisten; misalnya tradisi ini dimaksudkan sebagai tolak bala dan syukuran. Mana yang benar? 2) Pada proses tradisi, buat struktur tahap persiapan, tahap pelaksanaan yang menjadi lokus proses kegiatan tradisi ini. Jelaskan setiap proses dari kegiatan tradisi. Tampilkan foto dokumentasi yang menggambarkan proses dari setiap kegiatan dari tradisi ini. 3) Unsur budaya Islam. Selanjutnya ia menyoroti kesimpulan yang cukup panjang seperti resume. Kesimpulan dijawab sesuai dengan rumusan masalahnya. Demikian pula implikasi penelitian.