Makassar, 25 Agustus 2025 – Masjid bukan sekadar tempat ibadah, melainkan juga pusat aktivitas sosial, pendidikan, hingga ekonomi. Hal inilah yang menjadi sorotan Muh. Ikbal (NIM 80100222060) dalam tesisnya berjudul “Peran Masjid Muhammad Cheng Hoo Dalam Pengembangan Islam di Samata Gowa Bagi Masyarakat Urban.”
Dalam penelitiannya, Ikbal menelusuri sejarah berdirinya masjid yang unik dengan nuansa arsitektur Tionghoa, Bugis, dan Makassar itu. Nama Cheng Hoo sendiri diambil dari laksamana Muslim asal Tiongkok yang melegenda. Masjid ini resmi berdiri setelah peletakan batu pertama pada tanggal cantik 11/11/2011 pukul 11.00 WITA, dan sejak saat itu menjadi magnet baru bagi aktivitas keagamaan dan sosial masyarakat urban di Samata.
Aktivitas Masjid yang Multidimensi
Masjid Cheng Hoo bukan hanya menggelar pengajian rutin bulanan dan pekanan, tetapi juga membina para muallaf, mendirikan SMPIT Cheng Hoo, hingga mendukung UMKM melalui kerja sama dengan Bank Syariah Indonesia (BSI). Bahkan, masjid ini juga memfasilitasi kegiatan olahraga sunnah seperti memanah, menjadikannya ruang yang hidup dan dinamis.
Tidak hanya masyarakat Muslim lokal, kalangan urban Tionghoa juga ikut merasakan dampaknya. Mereka terlibat dalam pengajian, pendidikan, dan bahkan perencanaan sekolah, memperlihatkan bahwa masjid ini menjadi simbol identitas sekaligus ruang persatuan lintas etnis.
Sidang Tesis di Pascasarjana
Ujian hasil penelitian tesis Ikbal digelar pada Senin, 25 Agustus 2025 pukul 12.30 WITA di Pascasarjana UIN Alauddin Makassar, lantai 5 ruang 5.5. Sidang dipimpin oleh Prof. Dr. H. Andi Abdul Hamzah, Lc., M.Ag. (Ketua), dengan Dr. Nasrullah Bin Sapa, Lc., M.M. (Sekretaris). Jajaran penguji terdiri dari Prof. Dr. H. Abd. Rahim Yunus, M.Ag. (Promotor), Dr. Susmihara, M.Pd. (Kopromotor), Prof. Dr. H. Hasaruddin, M.Ag., dan Dr. Abu Haif, M.Hum.
Harapan untuk Penelitian ke Depan
Temuan ini memberi pesan bahwa masjid modern bisa berfungsi lebih dari sekadar ruang ibadah, tetapi juga motor penggerak pendidikan, ekonomi, sosial, dan budaya. Ke depan, penelitian serupa diharapkan dapat memperluas kajian peran masjid-masjid lain di Indonesia dalam membangun harmoni sosial di tengah masyarakat urban yang semakin beragam.
“Masjid Cheng Hoo adalah bukti nyata bahwa Islam mampu menyapa semua lapisan masyarakat dengan wajah yang ramah dan inklusif,” ungkap Ikbal dalam refleksi penelitiannya.
Dengan kajian ini, Prodi Dirasah Islamiyah Pascasarjana UIN Alauddin Makassar berharap muncul lebih banyak riset yang menyoroti masjid sebagai pusat peradaban Islam kontemporer yang adaptif terhadap perubahan zaman.