Menyelami Partikel Mā dalam QS. al-Baqarah: Abd. Rahman Kupas Gramatika dan Semantik Al-Qur’an

  • 18 September 2025
  • 05:48 WITA
  • AAH
  • Berita

Makassar, 27 Agustus 2025 – Partikel kecil, makna besar. Itulah kesan yang muncul dari penelitian Abd. Rahman (NIM: 80100221028) yang mengkaji partikel mā dalam QS. al-Baqarah. Meski sederhana, partikel ini ternyata memiliki fungsi gramatikal dan semantik yang sangat beragam, sehingga memengaruhi pemahaman pembaca dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an.

Dalam tesisnya berjudul “Mā dalam QS. al-Baqarah (Analisis Gramatikal dan Semantik)”, Abd. Rahman menemukan bahwa hadir dalam tujuh bentuk utama: mā maushūlah, mā nakirah tammah, mā istifhāmiyyah, mā syarṭiyyah, mā maṣdariyyah, mā nāfiyah, dan mā zāidah.

“Setiap bentuk tidak hanya berbeda secara gramatikal, tetapi juga memberi dampak pada makna ayat. Kadang ia menjadi pertanyaan, kadang bermakna umum, bahkan bisa juga mengandung penegasan,” jelasnya dalam pemaparannya.

Ujian Tesis di Pascasarjana

Sidang ujian tutup tesis dilaksanakan pada Rabu, 27 Agustus 2025, pukul 10.30 WITA di Ruang Prodi Dirasah Islamiyah, Lantai 4 Pascasarjana UIN Alauddin Makassar. Sidang dipimpin oleh Dr. H. Andi Abdul Hamzah, Lc., M.Ag. (Ketua), didampingi Dr. Nasrullah Bin Sapa, Lc., M.M. (Sekretaris), serta tim penguji yang terdiri dari Prof. Dr. Hj. Amrah Kasim, M.A. (Promotor), Dr. Hj. Hania, Lc., M.A. (Kopromotor), Dr. Baso Pallawagau, Lc., M.A., dan Dr. Andi Abdul Hamzah, Lc., M.Ag. sebagai penguji.

Harapan Penelitian ke Depan

Temuan ini memperkaya khazanah linguistik Al-Qur’an dan membuka ruang baru bagi penelitian tafsir berbasis analisis bahasa. Ke depan, penelitian serupa dapat diperluas ke surah-surah lain, atau dibandingkan dengan partikel-partikel lain dalam Al-Qur’an. Dengan begitu, pemahaman umat terhadap pesan-pesan Al-Qur’an bisa semakin dalam dan kontekstual.

“Bahasa Al-Qur’an adalah samudera makna. Penelitian ini hanyalah satu tetes kecil untuk memahami keluasan ilmunya. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi penelitian linguistik Al-Qur’an berikutnya,” ungkap Abd. Rahman.