Menjaga Filosofi Makassar Lewat Nama Jalan: Kajian Antropolinguistik-Filosofis Asmiati

  • 18 September 2025
  • 12:55 WITA
  • AAH
  • Berita

Makassar, 18 September 2025 – Nama jalan bukan sekadar penanda lokasi. Di balik tiap huruf dan kata, tersimpan jejak sejarah, kearifan lokal, hingga filosofi hidup masyarakat. Hal inilah yang diangkat Asmiati (NIM: 80100323038) dalam tesisnya berjudul “Pelestarian Falsafah Makassar Melalui Toponimi Jalan Kota Makassar (Kajian Antropolinguistik-Filosofis).”

Latar Belakang Penelitian

Asmiati menyoroti bahwa penamaan jalan di Makassar tidak lahir begitu saja, melainkan berakar dari budaya, kosmologi, dan nilai-nilai filosofis masyarakat Sulawesi Selatan. Toponimi menjadi media pewarisan falsafah, yang jika dibiarkan tanpa kajian, bisa hilang ditelan modernisasi.

Metode dan Pendekatan

Penelitian ini berbasis lapangan (field research) dengan metode kualitatif deskriptif. Pendekatan antropolinguistik-filosofis digunakan untuk mengurai makna di balik nama jalan. Data dihimpun dari observasi, wawancara, hingga dokumentasi, lalu dianalisis melalui reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.

Hasil Penelitian

Tiga temuan penting berhasil diungkap:

  1. Klasifikasi Toponimi Jalan – Nama jalan di Makassar terbagi menjadi aspek perwujudan (hubungan manusia dengan alam), aspek kemasyarakatan, dan aspek kebudayaan. Misalnya, penggunaan nama flora, sungai, dan tokoh sejarah mencerminkan identitas geografis sekaligus nilai filosofis.

  2. Makna Filosofis – Penamaan jalan berakar pada mitos, legenda, dan kosmologi masyarakat Makassar. Nilai utama yang menonjol adalah akhlak dan kesetaraan manusia, yang tercermin dalam konsep “Baji” (baik).

  3. Implikasi Sosial Budaya – Nama jalan bukan hanya penanda geografis, tetapi jembatan pewarisan nilai moral, keharmonisan sosial, serta tanggung jawab terhadap alam.

Implikasi Penelitian

Penelitian ini menegaskan bahwa pelestarian toponimi jalan adalah strategi menjaga identitas budaya Makassar di tengah arus modernisasi. Lebih jauh, hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam menyusun kebijakan penamaan jalan yang sarat nilai edukatif dan filosofis.

“Nama jalan bisa menjadi ruang belajar publik—bukan hanya mengingat lokasi, tetapi juga mengingat nilai kearifan lokal dan falsafah hidup orang Makassar,” ungkap Asmiati.

Informasi Sidang Tesis

Hasil penelitian ini dipaparkan dalam Ujian Seminar Tutup Tesis pada:
📌 Hari/Tanggal: Kamis, 18 September 2025
📌 Pukul: 14.00 WITA
📌 Tempat: Ruang Prodi Dirasah Islamiyah, Lantai 4, Pascasarjana UIN Alauddin Makassar

Dengan susunan dewan penguji:

  • 🎤 Ketua Sidang: Dr. H. Andi Abdul Hamzah, Lc., M.Ag.

  • ✒ Sekretaris Sidang: Dr. Nasrullah Bin Sapa, Lc., M.M.

  • 🟣 Promotor: Prof. Dr. Muh. Natsir Siola, M.A.

  • 🟣 Kopromotor: Dr. Dewi Anggariani, S.Sos., M.Si.

  • 🟩 Penguji 1: Dr. Gustia Tahir, S.Ag., M.Ag.

  • 🟩 Penguji 2: Dr. Nurlaelah Abbas, Lc., M.A.

Harapan ke Depan

Penelitian ini diharapkan membuka jalan bagi riset lanjutan terkait toponimi dan filosofi lokal di daerah lain, sekaligus menjadi referensi dalam pengembangan kajian antropolinguistik di Indonesia. Lebih jauh, masyarakat diharapkan makin sadar bahwa nama jalan bukan hanya penanda arah, melainkan juga penjaga warisan budaya.