Makassar, 25 Agustus 2025 – Relawan kerap dianggap “pekerja sunyi” yang tulus mengabdi tanpa pamrih. Namun, di balik dedikasi mereka, ada strategi komunikasi dan profesionalisme yang tidak kalah serius. Hal ini terungkap dalam ujian tutup tesis M. Jabal Nur (NIM: 80100221188), mahasiswa Program Magister Dirasah Islamiyah konsentrasi Dakwah dan Komunikasi, UIN Alauddin Makassar.
Dengan judul “Komunikasi dan Profesionalisme Relawan Human Initiative dalam Program Pendidikan Pelosok Negeri di Kampung Pattuku, Desa Parigi, Kec. Tinggimoncong, Kab. Gowa”, penelitian ini mengupas bagaimana relawan Human Initiative menjaga semangat kerja, mengelola komunikasi, hingga memperkuat partisipasi dalam program pendidikan pelosok.
Tiga Pola Komunikasi Relawan
Hasil penelitian menunjukkan ada tiga pola komunikasi utama: horizontal (kolaborasi antarsesama relawan), vertikal (informasi top-down dan laporan bottom-up), serta diagonal (lintas divisi tanpa hierarki kaku). Menariknya, profesionalisme relawan bukan hanya soal aturan formal, tapi juga dedikasi, etika, kemampuan beradaptasi, dan kemauan belajar di tengah keterbatasan geografis.
“Komunikasi yang efektif dan profesionalisme terbukti saling menguatkan. Inilah pilar utama yang membuat partisipasi relawan semakin kokoh,” tegas Jabal dalam presentasi ujian yang berlangsung penuh diskusi.
Ujian Tesis yang Dinamis
Ujian tutup digelar pada Senin, 25 Agustus 2025, pukul 13.30 WITA di ruang Prodi Dirasah Islamiyah lantai 4 Pascasarjana UIN Alauddin Makassar.
Sidang dipimpin Dr. H. Andi Abdul Hamzah, Lc., M.Ag. (Ketua), dengan Dr. Nasrullah Bin Sapa, Lc., M.M. (Sekretaris). Hadir pula jajaran penguji: Dr. Arifuddin Tike, M.Si. (Promotor), Dr. Ramsiah Tasruddin, M.Si. (Kopromotor), Prof. Dr. Mahmuddin, M.Ag., dan Dr. H. Kamaluddin Tajibu, M.Si.
Harapan Penelitian ke Depan
Penelitian ini memberi kontribusi penting, baik secara teori komunikasi maupun praktik filantropi. Ke depan, Jabal berharap riset tentang relawan tidak berhenti pada aspek komunikasi internal, tapi juga menyentuh dampak nyata program pada masyarakat, strategi digitalisasi relawan, serta perbandingan model organisasi nirlaba di berbagai daerah.
“Relawan bukan hanya penggerak lapangan, mereka adalah wajah kemanusiaan. Semakin profesional dan komunikatif, semakin besar dampak yang bisa diberikan,” ungkap salah satu penguji menutup sesi.
Dengan semangat ini, Prodi Dirasah Islamiyah optimis penelitian-penelitian mahasiswa akan terus memberi warna baru: menghubungkan teori dengan realitas sosial, sekaligus memperkuat kontribusi Islam dalam ranah kemanusiaan dan pembangunan masyarakat.