Menguak Makna Ornamen Makam Raja-Raja Binamu: Summiati Ujian Tutup Tesis di Pascasarjana UIN Alauddin Makassar

  • 25 Agustus 2025
  • 04:10 WITA
  • AAH
  • Berita

Makassar, 21 Agustus 2025 – Makam bukan hanya sekadar tempat peristirahatan terakhir, tetapi juga menyimpan jejak sejarah, simbol, dan nilai budaya yang kaya. Hal inilah yang menjadi fokus penelitian Summiati (NIM: 80100223062), mahasiswa Program Studi Dirasah Islamiyah Konsentrasi Sejarah dan Peradaban Islam, dalam tesisnya yang berjudul: “Makna Simbolik Ornamen Makam Raja-Raja Binamu di Desa Bontoramba Kecamatan Bontoramba Kabupaten Jeneponto (Kajian Semiotika Perspektif Sejarah).”

Ujian tutup tesis ini berlangsung pada Kamis, 21 Agustus 2025, pukul 13.30 WITA, bertempat di Gedung Pascasarjana UIN Alauddin Makassar, Lantai 5 Ruang 5.5. Sidang dipimpin oleh Dr. H. Andi Abdul Hamzah, Lc., M.Ag. sebagai Ketua Sidang, dengan Dr. Nasrullah Bin Sapa, Lc., M.M. sebagai Sekretaris. Sementara itu, Prof. Dr. H. M. Dahlan M., M.Ag. bertindak sebagai Promotor, didampingi oleh Dr. Abu Haif, M.Hum. sebagai Kopromotor, serta dua penguji utama, yakni Prof. Dr. H. Hasaruddin, M.Ag. dan Dr. Muhsin Ahmad, M.A.

Menyelami Jejak Sejarah Kerajaan Binamu

Dalam penelitiannya, Summiati menelusuri sejarah Kerajaan Binamu di Jeneponto yang dikenal sebagai salah satu kerajaan besar di Sulawesi Selatan. Kerajaan ini tidak hanya berhasil mempersatukan kerajaan-kerajaan kecil, tetapi juga berkontribusi besar dalam bidang pendidikan, di antaranya mendirikan sekolah dan mewakafkan tanah untuk pembangunan gedung pendidikan.

Salah satu bukti penting eksistensi kerajaan ini adalah Kompleks Makam Raja-Raja Binamu, yang hingga kini masih berdiri kokoh dan telah ditetapkan sebagai cagar budaya.

Simbol-Simbol Penuh Makna

Lebih dari sekadar keindahan, ornamen pada makam kuno tersebut ternyata menyimpan makna mendalam. Ragam hias flora, fauna, hingga bentuk manusia yang diukir pada makam, bukanlah hiasan semata, melainkan simbol sarat nilai. Penelitian ini menyingkap bahwa ornamen-ornamen itu menggambarkan filosofi kehidupan, keagungan raja, serta pesan spiritual yang diwariskan lintas generasi.

Konservasi Warisan Budaya

Summiati juga menyoroti pentingnya upaya konservasi makam sebagai warisan budaya. Ia mencatat bagaimana pemerintah bersama masyarakat setempat menjaga kebersihan kompleks makam, menghadirkan penjaga khusus, hingga mendampingi peneliti dan wisatawan yang berkunjung. Upaya ini menunjukkan bahwa penghormatan terhadap sejarah dan leluhur masih terus hidup di tengah masyarakat Jeneponto.

Kontribusi Akademik

Melalui penelitiannya, Summiati menegaskan bahwa makam Raja-Raja Binamu bukan sekadar situs sejarah, melainkan bagian dari identitas budaya yang harus terus dijaga. Penelitian ini diharapkan menjadi rujukan berharga, baik bagi kajian akademik, pelestarian budaya, maupun pengembangan pariwisata berbasis sejarah di Jeneponto.