Makassar, 17 Februari 2025 – Saribunga, mahasiswa Pascasarjana UIN Alauddin Makassar, berhasil mempertahankan penelitiannya dalam ujian tesis yang mengangkat judul "Datuk Sulaiman: Proses dan Corak Islamisasi di Tanah Luwu pada Abad ke-17 M."
Penelitian ini menyoroti peran penting Datuk Sulaiman dalam menyebarkan Islam di Tanah Luwu, strategi yang digunakan, serta warisan yang masih bertahan hingga saat ini. Dengan pendekatan historis, sosiologi agama, antropologi, dan politik, penelitian ini menggali lebih dalam tentang bagaimana Islam berkembang di wilayah yang sebelumnya memiliki sistem kepercayaan lokal yang kuat.
Strategi Persuasif dalam Islamisasi Tanah Luwu
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Datuk Sulaiman menggunakan strategi persuasif dan dialogis dalam menyebarkan Islam. Dengan melibatkan elite kerajaan, ia berhasil mengintegrasikan ajaran Islam ke dalam tradisi lokal tanpa menimbulkan konflik sosial. Beberapa strategi utama yang digunakan adalah:
- Pendekatan Adaptif – Datuk Sulaiman menyesuaikan ajaran Islam dengan budaya setempat, termasuk konsep Dewata Seuwae dan mitos Sawerigading dalam epos La Galigo, sehingga Islam dapat diterima secara luas.
- Penguatan Konsep Tauhid – Fokus utama Islamisasi adalah menanamkan ajaran tentang keesaan Tuhan sebagai inti dari keyakinan Islam, sekaligus menggeser sistem kepercayaan lokal yang sebelumnya bersifat animistik.
- Dukungan Elite Kerajaan – Dengan merangkul pemimpin lokal, Islamisasi berjalan lebih lancar karena masyarakat melihat agama baru ini sebagai bagian dari identitas kerajaan yang berdaulat.
Warisan Islamisasi di Tanah Luwu
Pengaruh Islamisasi oleh Datuk Sulaiman masih terasa hingga kini, baik dalam bentuk fisik maupun dalam sistem sosial masyarakat Luwu. Beberapa warisan penting yang ditinggalkannya adalah:
- Masjid Jami’ Tua Bua dan Masjid Jami’ Tua Palopo – Dua masjid bersejarah yang menjadi pusat dakwah Islam di Tanah Luwu.
- Makam Datuk Sulaiman di Pattimang – Tempat yang hingga kini dihormati sebagai simbol perjuangan Islam di Luwu.
- Transformasi Pemerintahan dan Adat – Syariat Islam diintegrasikan dalam sistem Pangadereng yang mengatur tatanan sosial di Luwu, serta penyesuaian dalam ritual adat seperti maccera ana’ dan upacara kematian agar sesuai dengan ajaran Islam.
Implikasi dan Signifikansi Penelitian
Penelitian ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana Islamisasi di Tanah Luwu tidak hanya mengubah aspek keagamaan, tetapi juga berkontribusi dalam pembentukan identitas budaya dan sosial masyarakat. Hasil studi ini juga relevan untuk kajian Islamisasi di wilayah lain yang memiliki karakteristik budaya berbeda. Selain itu, penelitian ini menegaskan bahwa Islamisasi yang berbasis pada pendekatan kultural dan dialogis dapat menjadi model dalam membangun harmoni antara agama dan tradisi lokal, yang pada akhirnya memperkuat toleransi dan keberagaman di Indonesia.
Dengan penelitian ini, Saribunga berharap kajian tentang sejarah Islamisasi di Tanah Luwu dapat terus dikembangkan dan menjadi referensi penting dalam memahami peran tokoh-tokoh Islam dalam sejarah Nusantara.