Netzsche, Islam, dan Pencarian Hidup Autentik: Masita Tuntaskan Tesisnya di UIN Alauddin

  • 07 Agustus 2025
  • 06:40 WITA
  • AAH
  • Berita

Makassar, 7 Agustus 2025 — Suasana tenang lantai 4 Pascasarjana UIN Alauddin Makassar siang ini sedikit berbeda. Mahasiswi atas nama Masita (NIM 80100223018) tampil percaya diri dalam Ujian Akhir Tesis Program Studi Dirasah Islamiyah Konsentrasi Pemikiran Islam, dengan mengangkat topik yang tidak biasa: "Pemikiran Friedrich Nietzsche Tentang Kehidupan Autentik Perspektif Islam."

Dalam penelitiannya, Masita berani "menjembatani" pemikiran filsuf kontroversial Barat, Friedrich Nietzsche, dengan spiritualitas Islam, khususnya melalui lensa tasawuf dan konsep Insan Kamil. Ia menelaah bagaimana Nietzsche, lewat konsep Übermensch (manusia unggul) dan will to power, mendorong manusia untuk hidup secara autentik dan mandiri dari nilai-nilai palsu. Lalu membandingkannya dengan Islam yang menekankan kesadaran diri dan transformasi batin.

"Nietzsche memang dikenal ateistik, tetapi kalau kita telaah lebih dalam, pencariannya akan makna hidup memiliki titik singgung dengan pencarian dalam Islam. Bedanya hanya di pangkal metafisis," jelas Masita dalam sesi presentasinya.

Didampingi oleh tim penguji dan pembimbing yang terdiri dari para akademisi ternama, ujian berjalan dengan lancar dan dinamis. Komposisi dewan penguji:

  • 🎤 Ketua Sidang: Dr. H. Andi Abdul Hamzah, Lc., M.Ag.

  • Sekretaris Sidang: Dr. Nasrullah Bin Sapa, Lc., M.M.

  • 🟣 Promotor: Prof. Dr. H. Barsihannor, M.Ag.

  • 🟣 Kopromotor: Drs. Wahyuddin H. M.A., Ph.D

  • 🟩 Penguji 1: Prof. Dr. Muhaemin Latif, M.Ag., M.Ed.

  • 🟩 Penguji 2: Prof. Dr. Abdullah, M.Ag.

Dalam kesimpulan penelitiannya, Masita menyampaikan bahwa pemikiran Nietzsche sangat relevan untuk menjawab tantangan nihilisme, konformitas, dan keterasingan spiritual di era modern, serta dapat membuka ruang dialog filosofis antara modernisme Barat dan spiritualitas Islam.

Semoga hasil penelitian ini tidak hanya menambah khazanah keilmuan, tetapi juga menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk berani berpikir kritis lintas tradisi keilmuan. Selamat, Masita!