Andi Ichsan Adiwisastera Bahas Kritik terhadap Konsep Kesatuan Agama-Agama dalam Ujian Tesis

  • 15 Mei 2025
  • 03:15 WITA
  • AAH
  • Berita

Makassar, 17 Januari 2025 — Mahasiswa Pascasarjana UIN Alauddin Makassar, Andi Ichsan Adiwisastera, menjalani ujian tutup tesis pada Jumat, 17 Januari 2025. Ia mengangkat topik yang cukup krusial dan aktual dalam dunia pemikiran Islam dengan judul: "Analisis Kritis Pemikiran Syed Muhammad Naquib Al-Attas terhadap Konsep Kesatuan Agama-Agama (Transcendent Unity of Religion)."

Tesis ini membedah secara mendalam isu pluralisme agama dan relevansinya terhadap konsep toleransi beragama yang berkembang di tengah masyarakat global. Dalam kajiannya, Andi Ichsan menyoroti bahwa konsep Transcendent Unity of Religion yang digagas oleh pemikir Barat seperti Frithjof Schuon, John Hick, dan Syed Hussein Nasr, seringkali ditafsirkan secara longgar hingga membuka ruang pembenaran terhadap pencampuran akidah yang bertentangan dengan syariat Islam.

Penelitian berbasis kepustakaan (library research) ini menggunakan pendekatan filosofis, teologis, dan sufistik dengan metode analisis deskriptif, konten analisis, interpretasi, komparasi, dan Islamic Worldview. Sumber utama berasal dari karya-karya Syed Muhammad Naquib Al-Attas serta literatur yang membahas konsep pluralisme agama.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Al-Attas menolak secara tegas kesatuan agama di level esoterik maupun eksoterik. Menurutnya, agama-agama tidak bisa disatukan karena masing-masing berdiri atas dasar wahyu dan sistem keyakinan yang berbeda. Ia menekankan bahwa wahyu (tanzil) adalah fondasi utama dalam memahami agama, bukan sekadar pengalaman spiritual yang bersifat personal dan universal.

Implikasi dari penelitian ini menegaskan pentingnya membedakan antara toleransi beragama dan pluralisme agama. Toleransi tidak berarti membenarkan keyakinan agama lain, tetapi lebih kepada sikap saling menghormati dan tidak mencampuradukkan akidah.

Dalam ujian yang berlangsung lancar tersebut, Andi Ichsan berharap hasil penelitiannya dapat membuka ruang diskusi lanjutan dalam kajian Religious Studies, khususnya mengenai pemikiran teologis dan sufistik Syed Muhammad Naquib Al-Attas serta wacana kontemporer tentang pluralisme dan toleransi antarumat beragama.